Artikel berikut akan membahas tentang bagaimana cara penyambungan input dasar pada modul input PLC seperti Push Button, Limit Switch dan Emergency Switch pada Modul Input PLC. Saat komponen – komponen tersebut bekerja, maka perubahan kondisi signal akan ditangkap oleh Modul Input PLC yang kemudian akan dijadikan perintah untuk menjalankan program PLC omron.
Prinsip utama dalam penyambungan tersebut adalah memberi tegangan sebesar 24 V kepada pin modul input. Tegangan 24 Volt dapat tercapai jika terbentuk sebuah loop tertutup.
Gambar 1. Loop Tegangan 24 V
Gambar di atas menunjukkan 1 loop untuk 1 buah perangkat masukkan saat Push Button ditekan, mulai dari kutub positif sumber tegangan, Push Button, pin terminal input (I/O input), rangkaian dalam modul Input PLC dan kembali ke sumber tegangan pada kutub negative melalui return path. Boleh jadi PLC menerima lebih dari 1 masukan. Oleh karena itu, Return Path umumnya digabung menjadi 1 terminal yang disebut Common, sedangkan Main Path tetap terpisah-pisah untuk memungkinkan penyambungan masing-masing Push Button, Gambar 2.
Gambar 2. Penyambungan Input pada Modul Input PLC
Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa setiap input sudah terhubung dengan sumber tegangan dan pin modul input PLC. Contohnya, jika input 2 ditekan maka aliran arus listrik mengalir mulai dari +24V pada sumber tegangan, Input 2, pin input, modul input, Common dan kembali ke 0V catu daya.
Langkah penting dalam proses penyambungan input adalah menentukan sambungan catu daya pada Common. Common Modul Input dapat dibagi menjadi 2 tipe:
Common referensi positif (24V) atau tipe Source, yaitu dengan menyambungkan kutub 24V ke terminal Common Modul Input PLC. Dengan melakukan hal ini, Modul Input kita memiliki sifat Source sehingga untuk dapat mengaktifkan pin terminal input diperlukan kutub 0V. Sehingga komponen – komponen Input harus menyambungkan 0V dari catu daya ke terminal input PLC.
Common referensi negative (0) tipe Sink, yaitu dengan menyambungkan kutub 0V ke terminal Common Modul Input PLC. Dengan melakukan hal ini, Modul Input kita memiliki sifat Sink sehingga untuk dapat mengaktifkan pin terminal input diperlukan kutub 24V. Sehingga komponen – komponen Input harus menyambungkan 24V dari catu daya ke terminal input PLC.
<<
Gambar 4. Input Common Negatif
Penentuan ini bisa berdasarkan pertimbangan standard Common yang berlaku dalam perusahaan atau tipe sensor yang digunakan. Karena pemilihan sensor juga dipengaruhi sifat Source atau Sink dari Modul Input. Setiap perusahaan umumnya mengacu kepada standard tertentu dalam melakukan instalasi atau penyambungan kabel (wiring), terutama instalasi kontrol. Jika sudah ditentukan oleh standard perusahaan bahwa yang digunakan adalah common negative, maka sebaiknya kita menyesuaikan. Hal ini akan berkaitan dengan pandangan aspek keselamatan, keseragaman dalam wiring dan ketersediaan sensor. Untuk pembahasan kaitan antara sensor dengan common akan dibahas pada artikel khusus tentang penyambungan sensor digital pada PLC.
Perusahaan yang berpegang pada standard dengan common input positive berpendapat bahwa kabel memiliki kemungkinan akan terkelupas atau kontak dengan body panel. Sehingga jika kabel bertegangan 24V harus disambungkan pada sejumlah tombol dan sensor lalu ke pin – pin input, maka akan lebih meningkatkan resiko 24V short circuit terhadap body panel (ground), lihat Gambar 3 dengan tanda silang merah. Atau saat Push button ditekan, memungkinkan short circuit terhadap body panel pada kabel bertanda silang hijau.
Perusahaan yang berpegang pada standard dengan common input negative berpendapat akan lebih berbahaya jika kabel 0V harus disambungkan pada sejumlah tombol dan sensor dan ke pin – pin input, karena jika kabel bertanda hijau terkelupas atau kontak dengan body panel (ground) maka akan terbentuk loop semu sehingga pin input seolah – olah mendapatkan tegangan 24 V. Dengan kata lain PLC akan mendapatkan perintah yang tidak benar. Kesalahan seperti ini cenderung lebih sulit dideteksi daripada short circuit pada pemilihan common sebelumnya. Lihat Gambar 4 dengan tanda silang biru.
Tidak ada yang sepenuhnya salah atau sepenuhnya benar, karena ini kembali kepada kebijakan masing – masing. Sebagai contoh, sebagian besar industry Jepang memilih opsi pertama (com positive) sedangkan sebagian besar industry Jerman memilih opsi ke dua (com negative). Namun saya pribadi lebih cenderung menggunakan common negative dalam penyambungan input. Alasan lain selain kemungkinan adanya signal input palsu adalah kemudahan dalam menerapkan logika High/Low saat pengajaran.